This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 22 Maret 2012

(sebuah Renungan) Bila Rasulullah Menjenguk Kita

Bayangkan apabila dengan seizin Allah SWT tiba-tiba Rasulullah SAW berkunjung ke rumah kita .... Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di depan pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan?, apakah kita akan sangat berbahagia, memeluk erat-erat, lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu. Kemudia
kita berharap agar Beliau sudi menginap di rumah kita. Beliau tentu tersenyum .....

Tapi barangkali kita akan meminta Rasulllah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat compact bertitle 18+ yang ada di ruanganh dan tergesa-gesa menyembunyikan video tersebut. Beliau tentu tetap tersenyum...., atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang terpajang, sehingga terpaksa harus memindahkannya ke belakang dengan tergopoh-gopoh dan menggantikannya dengan kaligrafi Allah dan Muhammad. Beliau tentu tersenyum .....

Bagaimana bila kemudian Beliau bersedia menginap di rumah kita? Barangkali kita teringat bahwa adik-adik kita atau anak-anak kita lebih hafal lagu-lagu barat, seperti justinbiber daripada shalawat Nabi. Barangkali kita akan malu bahwa anak-anak tidak mengetahui sedikitpun sejarah dan teladan Nabi karena kita lupa/lalai mengajarinya. Beliau tentu tersenyum .....

Barangkali kita malu bahwa adik-adik atau anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hafal di luar kepala mengenai anggota Power Rangers atau upin dan ipin.
Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi Mushala.

Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah SAW. Beliau tentu tersenyum .... Belum lagi koleksi buku-buku dan kaset-kaset kita serta milik anak-anak kita termasuk koleksi VCD/DVD karaoke kita dan mereka. Kemana harus kita singkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita ? Barangkali kita akan lebih malu jika diketahui bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun adzan berkumandang. Beliau tentu tersenyum .....

Barangkali kita malu karena saat Maghrib keluarga kita masih asyik di depan TV. Barangkali kita malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan shalat berjamaah dan sunnah. Barangkali kita malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al Qur’an. Barangkali kita juga malu karena tidak mengenal para tetangga kita. Beliau tentu tersenyum......

Barangkali kita malu jika Nabi menanyakan kepada kita siapa nama imam mesjid kita, namun kita tidak tahu. Barangkali kita menjadi malu jika Beliau bertanya tentang nama dan alamat penjaga masjid di kampung kita. Betapa senyum beliau masih ada di situ.

Bayangkan apabila Baginda Nabi Muhammad SAW tiba- tiba muncul di depan pintu rumah kita... Apa yang akan kita lakukan? Masihkah kita akan memeluk junjungan kita dan mempersilakan Beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak Beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.

Maafkan kami yaa Rasulullah......... Masihkah beliau tersenyum ? Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir ... Oh betapa memalukannya kehidupan kami, ya Rasulullah ...